Image Repro Internet |
Sering kita melakukan hal-hal yang terkadang tidak kita mengerti. Hal ini telah kita alami sewaktu masuk dalam perguruan tinggi. Tetapi apa yang membuat ketidaktahuan itu? Hal itu yang membuat kita menjalani sesuatu yang terkadang membuat bingung karena hal itu tidak sesuai dengan apa yang kita kehendaki. Dan mungkin hanya karena suatu tuntutan atau hal-hal lain yang tidak kita kehendaki pula.
Inilah mengapa ketika kita sebagai mahasiswa baru waktu itu pertama kali masuk universitas yang tidak tahu apa-apa sebelumnya, proses dan prosedur yang jelas tentang kebijakan-kebijakan yang ada di universitas yang kita masuki sebagai tempat naungan atau tempat kita untuk melanjutkan proses belajar kita di perguruan tinggi ini. Mungkin kita sebelumnya merasakan hal tersebut hanya untuk sebuah permainan dan senang-senang semata. Bahkan mungkin pula suatu hal yang dirasa tidak penting untuk dilakukan, tetapi apakah kita juga sudah memikirkan hal yang sepatutnya kita perhitungkan sebelumnya? Hal inilah yang seharusnya muncul setelah kita sudah masuk ke dalam suatu perguruan tinggi sebagai mahasiswa. Bahkan sebagian mahasiswa baru (maba)pun juga harus mulai kritis akan suatu hal yang dianggap tidak benar menurutnya. Sikap tersebut sudah harus mulai dibentuk setelah kita berproses di dalam perguruan tinggi.
OSPEK MABA adalah suatu proses awal sebelum masuk dalam suatu perguruan tinggi. Pernahkah terpikirkan ketika kita masih maba, ketika masih cupu-cupunya, dan ketika masih tabu akan suatu hal yang belum kita mengerti, khususnya tentang keberadaan OSPEK ini. Penting tidaknya OSPEK ini misalnya, apakah kita mengerti maksud tentang keberadaan dan diadakannya kegiatan tersebut yang di peruntukkan khusus untuk para maba. Dan khususnya adalah apakah kita tahu sebelumnya hubungan kegiatan ini dengan sistem pendidikan yang akan kita dapat di perguruan tinggi sewaktu kuliah nanti atau bahkan ketika lulus nantinya. Jika kita bisa mengkaji lebih dalam akan hal itu maka kita akan tersadar bahwa kegiatan OSPEK ini sebenarnya memang tidak ada hubungannya sedikitpun dalam sistem pendidikan kita. Hal ini juga tidak ada sangkut pautnya dengan proses belajar mengajar dalam suatu perguruan tinggi. Tetapi hal ini berubah menjadi sangat penting dan harus dilaksanakan ketika suatu kegiatan telah mendapat pesetujuan dan menjadi suatu kebijakan dari pihak pimpinan tertinggi universitas (rektor) begitu pula dengan pimpinan fakultas (dekan). Hal inilah yang menjadi tuntutan kita sebagai maba waktu itu mau tidak mau harus mengikuti prosedur tersebut yang telah ditetapkannya sebelumnya. Bahkan maba pun tidak mempunyai daya guna ketika kegiatan OSPEK ini menjadi suatu bentuk kewajiban yang perlu diikuti untuk prasyarat waktu wisuda kelak. Dan bahkan hal ini telah menjadi suatu kegiatan yang wajib harus diikuti ketika mahasiswa ingin mendapatkan beasiswa. Karena sertifikat keikut sertaan kegiatan OSPEK tersebut merupakan prasyarat untuk mengajukan beasiswa.
Inilah mengapa maba diwajibkan untuk mengikuti kegiatan OSPEK ini. Tetapi hal ini juga akan dianggap tidak perlu ketika kita mempertanyakan tentang fungsi kegiatan ini sendiri untuk fakultas dan universitas. Apakah hal itu akan berguna bagi keduanya? Dan apakah kegiatan ini berdampak positif pula untuk fakultas atau bahkan universitas khususnya. Apakah para pimpinan universitas telah memikirkan hal itu ketika suatu nama baik unversitas menjadi prioritas utama untuk melaksanakan kegiatan ini. Dimana sering kita dengar bahwa kegiatan OSPEK ini hanya berbentuk kekerasan, penindasan antara panitia pelaksana dengan para maba, bahkan hal ini pun bisa dikatakan sebagai ajang balas dendam ketika panitia pelaksana yang merupakan mahasiswa juga telah diperlakukan yang sama ketika ia menjadi seorang maba waktu pertama kali masuk ke perguruan tinggi ini.
Hal-hal yang seperti itulah yang akan membentuk pola pikir maba yang akan masuk ke dalam perguruan tinggi ini menjadi salah kaprah sehingga kebanyakan maba akan salah menafsirkan kegiatan tersebut menjadi kegiatan yang tidak berguna. Dan hal ini juga akan berdampak pada nilai moral mahasiswa sebagai kaum intelektual. Ditakutkan ketika kegiatan ini sudah terlalu melenceng jauh dengan prosedur kegiatan OSPEK, yang seharusnya maba itu dalam kegiatan ini dikenalkan dengan lingkungan sekitar kampus. Dan memang dalam kegiatan ini pun seharusnya bertujuan agar para mahasiswa lebih mengenal kehidupan kampusnya agar mereka lebih mudah untuk beradaptasi di lingkungan mereka yang baru.
Tetapi hal ini menjadi berbeda ketika tujuan itu disalah artikan dengan cara mempermalukan para maba di depan umum dan bahkan terdapat kekerasan didalamnya ketika maba enggan melakukan kehendak panitia OSPEK. Hal tersebut akan menjadi suatu perbudakan antara senior yang merupakan panitia pelaksana terhadap junior sebagai maba. Tidak apa jika maba memang hanya berdiam saja dan menerimanya dengan sepenuh hati ketika diperlakukan seperti itu. Tetapi apakah mereka tetap akan berdiam saja ketika dalam proses kegiatan ini terdapat unsur kekerasan yang terlampau lebih. Dan menjadi suatu permasalahan jika orang tua mereka tidak menerima hal itu terjadi terhadap anaknya. Nama baik universitaslah disini yang dipertaruhkan dan membuat citra perguruan tinggi menjadi buruk di mata masyarakat.
Jika kita kembali ke topik awal ketika guna kegiatan OSPEK ini dipertanyakan untuk universitas hanyalah sebatas suatu bentuk layanan untuk maba dengan tujuan agar mereka dituntut lebih mengenal lingkungan kampus dan supaya dalam berproses di dalamnya para maba tidak mengalami kesulitan. Hal tersebut juga berlaku untuk fakultas itu sendiri, bahkan jika dengan kegiatan seperti itu dapat menunjang proses belajar para maba kedepannya kelak akan bertambah bagus pula nantinya.
Tetapi jika kita lihat dalam kegiatan ini yang sering di salahartikan bahkan tidak sesuai dengan tujuan semula malah akan menodai dan memperburuk citra kampus sebagai tempat pendidikan yang seharusnya sebagai tempat belajar tetapi berubah menjadi suatu tempat yang tidak jelas maksud dan tujuannya demi suatu kegiatan yang diarasa tidak perlu untuk dilakukan. Tetapi hal ini juga akan menjadi suatu kegiatan yang bisa membantu untuk proses belajar yang baik oleh para maba jika diterapkan dengan cara yang baik pula.
Nah disinilah para pelaksana kegiatan OSPEK ini yang perlu ditekankan untuk hal tersebut. Yaitu mengerti dulu akan suatu tujuan kegiatan agar apa yang mereka lakukan tidak melenceng dari kegiatan itu. Disini panitia kegiatanlah yang sangat berperan penting dalam proses berjalannya OSPEK. Apakah berjalan dengan baik dan sesuai atau tidaknya. Panitia juga merupakan panutan awal untuk para maba untuk menjadi seorang mahasiswa yang baik di suatu perguruan tinggi. Maka disini para panitia dituntut untuk menjadi tauladan yang baik bagi para maba sekalian dalam hal apapun misalnya kesopanan, kedisiplinan, kebersihan, ketertiban, dan hal-hal lain yang dianggap baik. Hal itu dimaksudkan untuk membentuk watak dan karakter para mahasiswa baru serta meninggalkan kesan yang baik pula untuk para maba setelahnya.
Dosen yang berperan sebagai pembina kegiatan OSPEK juga menjadi tolak ukur bagaimana terselanggaranya kegiatan ini dengan baik atau tidak. Peran pembimbing yaitu untuk mengarahkan panitia agar dalam melakukan kegiatan tersebut dapat terlaksana dengan baik sesuai dengan apa yang menjadi tujuan utamanya. Dan dalam hal ini maba sebagai peserta OSPEK pun juga dituntut supaya mengerti akan suatu kegiatan yang dilakukan untuk dirinya dan sadar akan tanggung jawab yang di pikulnya ketika ia sudah menjadi mahasiswa di perguruan tinggi.
Kegiatan tersebut berubah menjadi suatu kegiatan yang lebih menarik ketika banyak saya lihat kegiatan dimana setiap ada kekerasan disana para maba pun diajarkan untuk membantah. Hal ini yang akan membuat karakter dan watak para maba terbentuk akan kesadarannya agar menjadi tidak terbudak oleh perintah yang dianggapnya tidak benar. Dan juga serunya kegiatan OSPEK tersebut membuat para maba menjadi lebih mengenal antara satu dengan yang lain. Karena mereka merasakan hal yang sama ketika mereka menjalani kegiatan itu secara bersamaan.
Dan juga terdapat momen-momen tertentu ketika mendapati seorang yang spesial di dalamnya ketika kegiatan OSPEK itu berlangsung. Seperti menemukan kekasih, menjadi lebih banyak teman dekat, atau bahkan menjadi jembatan para maba untuk mengenal lebih mengenai dunia kampus melalui seniornya yang lebih lama berproses di dalam perguruan tinggi.
Hal tersebut akan menjadi suatu kenangan indah dan tak terlupakan oleh semua maba dan khususnya yang telah menemukan momen-momen tersebut. Penuh canda tawa yang keluar di raut wajah para maba ketika hal-hal tersebut telah dialami oleh mereka. Dan perasaan bahagia dan malu-malu ketika mendapati senior menemukan seorang yang spesial dari para maba tersebut ataupun sebaliknya. Hal itu menjadi bahan percandaan oleh semua painita dan para maba ketika keduanya dihadapkan di muka umum. Dan ketika mereka dihadapkan dengan suatu permainan, dan membuat mereka menikmati hal tersebut dan serontak menjerit dan tertawa yang ada di raut wajah mereka semua seakan tidak ada beban yang dipikirkannya. Sehingga dengan begitu rasa penat yang mereka rasakan diluar kampus atau kegiatan keseharian mereka akan hilang seketika sewaktu mereka menjalani kegiatan OSPEK ini.
Tetapi tidak untuk sebagian maba, menurut mereka hal itu tidak ada gunanya. Bahkan terkesan tidak penting ketika mereka disuruh membawa barang-barang yang menurut mereka tidak pantas. Ketika saya maba, saya mendapati teman-teman maba dari fakultas lain sebut saja FKIP berkeluh kesah akan kegiatan OSPEK di fakultas mereka. Waktu itu saya berada di kos di jl. Nias 2 no 65 yaitu tempat tinggal saya sewaktu menjalani OSPEK maba. Ketika itu tepat pukul 13.00 dimana semua teman-teman kos semua telah kembali dari kampus. Dan salah satu teman saya, Daris. Ia pulang dengan raut wajah yang penuh dengan rasa kesal dan bingung. Lalu saya pun mendekatinya lalu bertanya.
“kenapa kamu ris?gimana OSPEKnya, lancar?”ujarku (sambil aku tersenyum dan menepuk punggungnya)
“bingung aku gung, apa maksudnya OSPEK ini, sudah disuruh buat tas dari kardus yang bikin repot orang saja. Kenapa gak pake tas aja, toh gunanya sama untuk tempat buku. Apa lagi kegiatan ini jangka waktunya lama sampai 1 semester, lalu bagimana dengan kuliahku nantinya..” ujar Daris
“hah..kenapa bisa..? mau ngapain aja OSPEK sampai selama itu?” ujarku.
“aku juga tidak tahu kenapa selama itu. Y..mau tidak mau ya aku ikuti aja lah apa maunya kegiatan itu. Dari pada aku nanti kena masalah” ujar Daris.
Seperti itulah salah satu gambaran maba waktu ia menjalani OSPEK. Mereka seakan buta akan kegiatan yang akan mereka lakukan. Tak hanya Daris salah satu maba waktu itu yang mengatakan demikian. Banyak dari teman-teman maba yang mengeluhkan hal yang sama tentang kegiatan tersebut, entah itu masalah dandanan yang harus di coret-coret lah, disuruh memakai topi dari wadah nasi lah, memakai tas plastik dan entah apa-apa yang tak mereka mengerti maksud dan tujuan itu sebenarnya.
Apakah dengan cara seperti itu kegiatan OSPEK dilakukan? Suatu kegiatan atau perintah dari panitia yang menyuruh para maba membuat tas dari kardus atau barang-barang lain yang dirasa tidak perlu. Hal itu malah akan membuat para maba menjadi terpecah konsentrasinya dengan kuliah yang di jalaninya ketika OSPEK tersebut berjangka waktu terlampau lama. Hal inilah yang membuat kegiatan OSPEK ini menjadi tidak berkualitas dan tidak berguna untuk dilaksanakan dan diikuti untuk para maba.
Cara yang baik untuk mengenalkan para mahasiswa dengan lingkungan kampus tidak sepatutnya dengan kekerasan dan berbagai hal yang dianggap memalukan oleh beberapa orang. Alasan mengapa membuat para maba ini menjadi enggan untuk mengikuti kegiatan OSPEK tersebut karena membuat moral mereka rusak karenanya. Dan hal ini akan memicu mereka untuk berbuat anarkis dan mengajarkan mereka untuk bertindak brutal.
Dan hal itu akan terus turun temurun ke maba-maba selanjutnya jika hal tersebut tidak diperbaiki dari awal. Oleh karenanya hal itu sudah menjadi basi jika masih dilakukan apa lagi dengan keadaan jaman yang carut marut seperti sekarang ini. Adanya krisis moral di masyarakat jaman sekarang yang membuat kejahatan ada dimana-mana. Untuk mendapatkan suatu citra yang baik di mata para maba seharusnya sebagai panitia pelaksana dapat memberikan suatu kegiatan yang dianggap bisa membuat maba ini dapat mengembangkan ide-ide kreatifitasnya, membuat mereka agar cinta lingkungan, mengenal tidak hanya lingkungan kampus tetapi juga luar lingkungan kampus beserta bagaimana keadaan masyarakat di dalamnya, dan juga membuat kegiatan-kegiatan yang dirasa dapat membatu mahasiswa untuk mengenal dan mendalami di bidang akademik. Hal ini bertujuan agar para maba mempunyai gambaran tentang apa yang akan mereka pelajari sewaktu mereka akan masuk kuliah nanti.
Sebenarnya hal-hal diatas adalah sebagian kecil dari suatu permasalahan dan beberapa solusi yang dapat dilakukan. Masih banyak hal-hal yang lebih baik dan berguna untuk dilakukan melalui kegiatan OSPEK ini. Pada waktu kegiatan itu rasa ‘takut/segan’ seorang mahasiswa baru kepada ‘seniornya’ dapat dimanfaatkan untuk hal-hal yang lebih berguna. Misalnya membersihkan got atau sungai, kunjungan ke masyarakat pingiran. Sebab mungkin saja dalam keadaan normal sehari-hari mereka tidak akan mau melakukannya atau bahkan memikirkannya pun tidak.
Jadi kesimpulannya adalah OSPEK bukanlah semata-mata untuk ajang balas dendam dari senior kepada juniornya. Namun banyak sisi positif yang bermanfaat bagi para maba. Semua itu tinggal bagaimana cara untuk menerapkan hal yang baik untuk para maba tersebut dengan kegiatan-kegiatan yang positif pula.
0 komentar:
Posting Komentar