Bagi mereka para calon mahasiswa baru yang belum pernah menginjakkan kakinya di jember, pasti akan bertanya-tanya dimana itu jember dan seperti apa kota tersebut. Jember yang berada di wilayah timur pulau jawa memliki lahan luas dan subur rehingga digunakan sebagai lahan perkebunan. Selain itu Jember identik dengan tembakau. Untuk itulah simbol kota jember berbentuk tembakau.
Tentu bukan tanpa alasan Jember dianggap sebagai kota tembakau. Simbol tembakau pada kota Jember mempunyai sejarah yang cukup panjang.
Sejarah bermula dari seorang putri yaitu Jembersari. Ia merupakan penganjur pembangunan pertanian dan pemukiman pertama daerah ini. Penduduk setempat pada waktu itu hanya menanam tanaman pangan yang sesuai dengan kebutuhan. Masyarakat saat itu hanya mengetahui tanaman pangan padi dan jagung agar mereka tetap survive.
Saat pemerintahan Belanda datang ke wilayah Jember, mereka mengubah Jember menjadi daerah perkebunan. Sebab orang Belanda saat itu beranggapan bahwa tidak hanya tanaman pangan yang bisa mencukupi kebutuhan hidup. Penelitian tanah pun dilakukan dan dicoba untuk menanam tanaman yang bisa laku di pasarkan yaitu tanaman tembakau.
George Birnie adalah seorang pengusaha Belanda yang membuka perkebunan tembakau di Jember pada abad 19. Saat itu pula penduduk setempat di pekerjakan untuk mengelola perkebunan tersebut. Dengan peningkatan permintaan tembakau yang terus bertambah membuat Birnie kekurangan tenaga kerja. Untuk itu ia mendatangkan pekerja dari Madura dan Jawa.
Usaha Birnie semakin berkembang memberikan pengaruh terhadap infrastruktur di daerah Jember. Jember mulai bergerak menjadi menuju identitas baru dan menuju proses modernisasi. Perubahan ini ditunjukkan dengan terbentuknya pembangunan jalan, irigasi, jembatan, serta jalur kereta api. Jalur kereta api yang menghubungkan Jember – Panarukan dan Jember – Banyuwangi. Pada 13 Januari 1883, Jember memisahkan diri dari Bondowoso dan berdiri menjadi kabupaten baru. “sejak saat itulah Jember dikenal kota tembakau. Sehingga simbol-simbol di bagian kota terdapat gambar tembakau, ungkap pak Edy.”
Setelah tembakau berhasil dipasaran, tentunya Birnie ingin mencoba menanam tanaman perkebunan lain. Melihat lahan banyak yang kosong Tanaman perkebunan pun mencoba menanam tanaman peunungan seperti kopi, kakau, karet, dan tebu. Hasil tanaman tersebut juga laku di pasaran, namun tidak bisa mengalahkan hasil tanaman tembakau. Untuk itu kopi, kakau, karet, dan tebu menjadi tanaman sampingan.
Perjuangan Binie tidak berhenti disitu saja, ia mendidrikan lembaga perkebunan yang dinamakan Besuki Sportosio yang meneliti kondisi tanah dan keadaan iklim di daerah Besuki. Hal ini dilakukan agar kualitas dan kuantitas tanaman perkebunan menjadi semakin membaik.
Dengan penghasilan daerah yang melimpah, kesejahteraan penduduk juga meningkat. Namun hal itu berbanding terbalik saat terjadi nasionalisasi. Penduduk pribumi yang tahu bahwa rakyat diperbudak untuk kesejahteraan Belanda membuat mereka memberontak.
Sampai sekarang pun dapat kita lihat, keadaan Jember yang awalnya perkebunan tembakau terbaik kini tinggal kenangan. Sebab, tembakau yang dihasilkan sekarang tidak sebaik tembakau dulu dengan kualitas dan kuantitasnya. Saat itulah Jember mempunyai sejarah perkebunan besar. Namun tetap saja sejarah berkata bahwa Jember terbentuk dan berkembang karena perkebunan tembakau.[]
semoga adja ini bukan sindiran ya mas agung??
BalasHapushuhuhuhuhuhuhu
bukan lah mas....
BalasHapusini hanya sebuah pencerahan untuk semua....:D